20100110

KESEPAKATAN KELOMPOK CIPAYUNG (Ir. Abdullah Hehamahua)

KESEPAKATAN KELOMPOK CIPAYUNG
Ir. Abdullah Hehamanua

Saya dipilih sebagai Ketua Umum PB HMI melalui Kongres HMI tahun 1977, dan selesai ketua umum tersebut pada tahun 1981. Dalam perjalanan sebagai fungsionaris organisasi HMI, saya memang sangat berliku-liku baik mengarah pada positid maupun negatif. Akan tetapi dalam perjalanan ini, terdapat adanya hikmah dari hal ini yakni, seluk-beluk kemasyarakatan dan pemerintahan yang menuju kasus-kasus yang menarik.
Periode 1977–1981 sebagai ketua umum PB HMI, kekuasaan negara saat ini dikuasai oleh Orde Baru, di mana kedudukan Soeharto adalah yang tertinggi dari pemerintahannya. Dalam strategi Orde baru menunjukkan, bahwa perencanaan dan operasional pemerintahan tidak mengenal unsur-unsur keadilan dan demokratis, serta martabat dan hak-hak asasi manusia. Di pihak lain mengenai bidang-bidang legislatif dan yudikatif dalam tatanan kenegaraan, harus tunduk kepada bidang eksekutif yang terpuncak, yakni rezim presidentil. Hal-hal di atas sangat menyimpang dengan unsur dan nilai peraturan perundang-undangan 1945.
Forum kemahasiswaan, terutama Kelompok Cipayung melihat situasi ini mengatakan bahwa, pelaksanaan pemerintahan ini merupakan antisipasi mengenai gerakan mahasiswa, dan sekaligus Kelompok Cipayung membuat gagasan-gagasan alternatif tentang wujud etika kebangsaan dan struktur kenegaraan. Forum Kelompok Cipayung dalam bersikapnja didasari oleh paham intelektual dan kecerdasan serta jujur dan terbuka.
Rezim penguasa menganggap, bahwa gerakan Kelompok Cipayung dapat membahayakan terhadap diri sendiri, yakni kekuasaan. Untuk itu organisasi-organisasi pemuda termasuk Forum Kelompok Cipayung dibuat sedemikian rupa agar gerakan organisasi ini diawasi, bahkan organisasi-organisasi intern kampus misalnya dewan dan senat mahasiswa dibubarkan. Di sisi lain untuk itu ada jalan keluar untuk membentuk dan mengangani organisasi-organisasi di atas, yakni mendirikan organisasi alternatif yang disebut KNPI
Abdul Gafur sebagai menteri kepemudaan dan olahraga menegaskan, bahwa setiap organisasi kepemudaan harus masuk dalam kerangka organisasi KNPI. Apabila organisasi itu menolak dan sekaligus tidak masuk dalam struktur KNPI dianggap sebagai bahaya dari struktur keamanan umum. Saya tidak setuju hal seperti itu, sebab selain tidak ada dwifungsi terhadap status pengurus besar HMI, unsur kebebasan baik organisasi maupun sebagai pribadi tidak dibolehkan lagi oleh rezim penguasa.
Selama periode Kelompok Cipayung memang ada semacam alergi oleh pemerintahan, sebab dalam kekuasaan merupakan hal yang tertinggi dari semua bidang negara diciptakan oleh sang illahi. Contoh ketika beberapa kali mengenai kritis atau kontrol terhadap penguasa dianggap sebagai menolak perintah illahinya. Selain instruksi berupa melarang bagi organisasi-organisasi pemuda yang terlibat dari hal tersebut, juga ada tindakan kekerasan terhadap organisasi itu. Bulan Januari 1978 ketua-ketua Kelompok Cipayung sudah ditangkap, dan dipenjara selama satu bulan karena mereka ini memprotes hal-hal tersebut, termasuk saya terlibat dari peristiwa ini.
Pada tahun 1981, Perdana Menteri Zenko Susuki Jepang mengunjungi ke ibukota negara kita untuk hubungan perekonomian diantara kedua negaranya. Kelompok Cipayung melihat kasus perekonomian kedua negara itu cenderung tidak adil dalam keuntungan timbal-balik, di mana negara Jepang mengeruk dan menguras sumber-sumber kekayaan, energi penduduk, dan mineral negara kita.
Industri tradisional negara kita dalam struktur ekonomi dari operasional dibandingkan teknologi industri maju dari negara Jepang, menciptakan kantong-kantong elit kapitalis baru di kota-kota besar berhadapan dengan taraf kemiskinan penduduk pedesaan, pembangunan sektor industri tertuju pada industri hulu dan bukan industri hilir, menciptakan ketergantungan ekonomi Indonesia disebabkan lemahnya menggali potensi ekonomi sendiri, menjadikan para karyawan industri semata-mata sebagai kuli yang diperas untuk kepentingan-kepentingan produk para kapitalis, dan lain-lain.
Sikap dan pernyataan Kelompok Cipayung di atas yang tertuju pada para kapitalis tanpa memperhatikan kepentingan-kepentingan rakyatnya, hampir tidak ditanggap oleh penguasa bahkan mengelu-elukan kapitalis negara Jepangnya.
Ciri-ciri khas Kelompok Cipayung memang tetap perjalanan, semoga hal ini akan diteruskan kepada generasi muda baik masa kini maupun masa yang akan datang

Ir. Abdullah Hehamanua - Ketua Umum PB HMI 1977-1981

Tidak ada komentar:

Posting Komentar